Melirik Prospek Bisnis Budi Daya Bandeng di Jepara, Lihat Keuntungannya Bikin Tergiur
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Sido Maju Jaya Sakiyanto mengungkapkan bahwa panen perdana bandeng dilakukan di lahan seluas 5 hektare.
Adapun hasil panen tahap pertama sebanyak 14 ton ukuran 4-7 ekor per kilogramnya dengan nilai sekitar Rp 61,6 juta selama masa pemeliharaan empat bulan.
Adapun rata-rata pendapatan yang diraup pembudi daya mencapai Rp 123 juta per tahun, sedangkan setiap tahun terdapat dua siklus pemeliharaan.
"Saya nilai cukup memuaskan, karena target produktivitas tercapai dan meningkat hampir 300 persen, dari awal sebelum intervensi program sebanyak 500 kilogram per hektare, menjadi 2.800 kilogram per hektare," jelasnya.
Menurutnya, teknologi yang dikenalkan BBPBAP Jepara terbukti efisien, dengan rata rata konversi pakan (FCR) 1,13.
"Ini awal yang menggembirakan, terlebih permintaan bandeng mulai terbuka lagi paska puncak pandemi Covid-19," ujarnya.
Adanya dukungan BBPBAP Jepara, kata dia, saat ini telah dibentuk kelompok pengolah yang melibatkan ibu-ibu, sehingga diharapkan akan muncul UMKM pengolah khusus produk bandeng "Bumi Kartini".
Dalam waktu dekat juga akan dibangun rumah produksi untuk diversifikasi produk karena bandeng ini memiliki varian olahan yang cukup banyak seperti bandeng presto, bandeng cabut duri, dan lainnya.
Bisnis budi daya bandeng di Jepara terus berkembang. Rencanaya, bandeng juga akan menjadi produk unggulan daerah ini. Lihat nih prospek bisnisnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News