Tawuran jadi Alasan Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang, Tetangga Korban Tak Percaya
"Menurut saya tidak benar. Kalau di sini Mas Satria itu baik, sering mengaji, dan juga rajin membantu orang tuanya jual kerupuk. Keliling jualannya," ujar Aris.
Apa yang disampaikan Aris juga dibenarkan oleh warga lainnya yang enggan disebutkan namanya, Satria tidak pernah neko-neko.
"Sehari-hari Mas Satria tidak pernah dolan. Paling di lingkungan sini saja, memang tidak santri, tetapi sering ke pondok (Daarun Najaah, red)," katanya.
Selain Satria, korban lainnya yang selamat adalah Adam. Ketika JPNN.com mengunjungi rumah Adam di Jalan Karonsih Timur Raya III RT 006, RW 005, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Adam tinggal bersama neneknya. Ketika mengetuk pintu, neneknya enggan ditemui. Hanya menyampaikan Adam tak berada di rumah.
Menurut Ketua RT 006, RW 005 Wakimin, Adam merupakan remaja yang dikenal baik dan tidak pernah bermasalah dengan hukum, termasuk terlibat tawuran.
"Kalau Lebaran, dia juga suka ikut jaga malam. Mas Adam aktif sebagai remaja masjid," ujar Wakimin mengaku kaget mendengar berita bahwa Adam terlibat tawuran, terlebih menggunakan senjata tajam.
Terpisah, Waka Kesiswaan SMK Negeri 4 Agus Riswantini menuturkan dalam riwayat akademik maupun kepribadian korban merupakan anak yang baik dan seorang anggota Paskibraka.
Tiga siswa SMK Negeri 4 Semarang menjadi korban penembakan oleh oknum polisi, belakangan diketahui berpangkat Bripka dengan inisial R.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News