Tak Hanya Idulfitri, Warga Semarang Tetap Santap Ketupat Saat Iduladha

Minggu, 16 Juni 2024 – 19:00 WIB
Tak Hanya Idulfitri, Warga Semarang Tetap Santap Ketupat Saat Iduladha - JPNN.com Jateng
Aldi (47) pengrajin ketupat asal Mranggen, Kabupaten Demak berjualan selongsong ketupat di emperan Pasar Peterongan Kota Semarang. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Di emperan Pasar Peterongan, Jalan Lamper Sari, Kota Semarang, sambil bersila santai, Aldi (47) menganyam lembaran janur untuk dijadikan selongsong ketupat.

Aktivitas itu biasa dilakukannya tiap menjelang Hari Raya Iduladha. Dia sudah berpuluh tahun menjajakan selongsong ketupat tak hanya saat Idulfitri.

"Jadi, saya setahun dua kali (Idulfitri dan Iduladha, red) jualan selongsong ketupat," kata pria asal Mranggen, Kabupaten Demak tersebut ditemui JPNN.com di lapak sementaranya, Minggu (16/6).

Tak hanya ketika Hari Raya Idulfitri, tradisi menyantap ketupat juga ditemui saat Hari Raya Iduladha di Kota Semarang. Di hari raya kurban itu, warga mengonsumsi ketupat bersama sayur daging kambing.

"Saat Iduladha warga juga menyuguhkan ketupat untuk disantap bersama makanan olahan kambing, biasanya begitu," ujarnya.

Umat muslim di Kota Semarang dan sekitarnya memang setiap kali Lebaran Iduladha tetap menghidangkan ketupat. Hanya saja, tidak menjadi sajian utama dengan opor dan sambal goreng seperti Idulfitri.

"Tradisi Semarang memang begini, tetapi ramai saat Idulfitri karena semua orang membutuhkan," ujar Aldi, yang 10 tahun berjualan selongsong ketupat.

Kali ini, Aldi tak semudah tahun-tahun lalu. Dia harus rela menempuh jarak 46 kilometer untuk sampai Kota Salatiga membeli daun kelapa muda.

Tradisi santap ketupat juga ada saat Iduladha di Semarang, tak hanya Idulfitri saja.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News