Puncak Kemarau, Karhutla Mengintai Jawa Tengah, Begini Strategi BNPB
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta daerah-daerah di Jawa Tengah (Jateng) siaga bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
Perintah itu dilontarkan langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat Rapat Koordinasi Siaga Kekeringan di Gedung Gradhika Bhakti Praja Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Selasa (23/7).
Suharyanto menyatakan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan atau karhutla sangat merogoh kocek dalam-dalam.
Dia curhat pemadaman kebakaran yang melanda Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Putri Cempoko Kota Surakarta dan TPA Jatibarang Kota Semarang pada tahun lalu menggunakan helikopter water bombing.
Biaya operasional penerbangan helikopter water bombing selama satu jam saja mencapai ratusan Rp 200 juta. Sementara dalam pemadaman bisa memakan waktu 10 jam.
"Satu jam Rp 200 juta, operasi selama sepuluh jam saja sudah Rp 2 miliar. Gaji kita tidak akan cukup," kata Suharyanto.
Dia meminta seluruh daerah di Jateng dipantau dan dicek setiap saat. Terlebih saat ini pihaknya telah menetapkan 30 kabupaten/kota di Jateng darurat kekeringan dan karhutla.
"Usahakan jangan sampai terjadi pada 2024, dicek daerahnya mana paling bahaya kalau kekeringan, sebelum ada api tolong lakukan pencegahan," katanya.
Kepala BNPB curhat ongkos helikopter water bombing ratusan juta di saat Jateng darurat kekeringan & karhutla.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News