Besok, Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Dilanda Cuaca Ekstrem, di Mana Saja?

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Jawa Tengah bagian selatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengungkapkan periode pancaroba di wilayah seperti Cilacap dan sekitarnya biasanya terjadi antara Maret hingga pertengahan Mei.

"Pada masa transisi ini, arah angin mulai bervariasi, suhu udara cukup panas, serta hujan lebih sering turun pada sore hari disertai petir dan angin kencang," jelasnya, Rabu (5/3).

Pengamatan BMKG menunjukkan pola angin di Cilacap mulai berubah. Pada awal Maret, angin berhembus dari tenggara, berbeda dari bulan sebelumnya yang didominasi angin barat. Suhu udara maksimum tercatat mencapai 32 derajat Celsius, sementara hujan deras kerap terjadi di sore hari dengan petir menyertainya.

Teguh menegaskan perubahan ini menandai peralihan musim, sehingga masyarakat perlu waspada terhadap dampak cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin puting beliung, hingga hujan es.

Menurut data BMKG Stamet Ahmad Yani Semarang, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah pada Kamis (6/3).

 Fenomena ini dipicu oleh pola siklonik di Pulau Kalimantan yang memicu pertemuan dan belokan angin di Jateng, serta aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang meningkatkan pembentukan awan hujan.

Kelembapan udara yang tinggi di berbagai lapisan atmosfer juga berkontribusi pada pertumbuhan awan hujan yang menjulang tinggi, sementara kondisi labilitas lokal semakin memperkuat potensi cuaca ekstrem.