Gagal Masuk Akpol, Andreka Raih Jas Dokter & Seragam Polri Lewat SIPSS

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Menjadi polisi bukan sekadar profesi bagi Herlambang Andreka Junior Dwi Putra (24), melainkan sebuah panggilan. Namun, jalan menuju cita-cita itu tidak mudah. Dia pernah merasakan pahitnya gagal dalam seleksi Akademi Kepolisian (Akpol) lima tahun lalu.
Alih-alih menyerah, Herlambang memilih jalur berbeda. Dia berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, lulus dengan IPK 3,87, dan kembali mengejar impiannya dengan mendaftar Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Gelombang I Tahun 2025.
Kali ini, Herlambang berhasil. SIPSS bukan jalur mudah. Program ini diperuntukkan bagi lulusan sarjana dari berbagai disiplin ilmu yang ingin menjadi perwira polisi. Seleksinya ketat, termasuk tes akademik, kesehatan, psikologi, dan wawancara.
"Banyak yang berpikir SIPSS lebih mudah dibanding Akpol, tapi sebenarnya tantangannya juga luar biasa. Tesnya detail dan menyeluruh, harus siap mental dan fisik," ujar Herlambang, Sabtu (8/3).
Salah satu tantangan terberat adalah tes kesehatan. Sebagai calon perwira, kondisi fisik menjadi perhatian utama. "Banyak yang gugur karena masalah kesehatan, padahal akademiknya bagus," katanya.
Setelah melewati berbagai tahapan, Herlambang akhirnya dinyatakan lulus sebagai siswa SIPSS dari pengiriman Polda Papua. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa kegagalan di Akpol bukan akhir segalanya.
Pengalaman mengikuti bakti sosial di Sentani, Papua pada 2022 memperkuat tekad Herlambang. Dia melihat langsung minimnya fasilitas kesehatan dan keterbatasan tenaga medis di sana.
"Banyak masyarakat yang kesulitan mendapat layanan kesehatan. Ada yang meninggal karena terlambat mendapat pertolongan medis," ujarnya.
Perjuangan lolos SIPSS: perjalanan Andreka dari gagal Akpol hingga menjadi dokter polisi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News