2 Jalur Patahan Aktif Timbulkan Tanjakan Trangkil Semarang Retak

"Wilayah rawan umumnya berada di selatan, seperti Mijen, Gunungpati, Banyumanik, hingga Tembalang. Sedangkan wilayah utara relatif lebih aman karena struktur tanahnya masih muda dan lunak," kata Heru.
Tanah di wilayah sesar umumnya disusun oleh batuan tua dari Formasi Kerek dan Kalibeng yang memiliki kandungan lempung tinggi. Material ini bersifat ekspansif, yaitu mengembang saat basah dan menyusut saat kering.
"Swelling atau pengembangannya tinggi. Jika dibiarkan, bangunan akan mudah rusak. Ini menjadikan kawasan tersebut rawan terhadap bencana geologi," ujarnya.
Untuk mitigasi risiko, ESDM Jateng telah menerapkan sistem peringatan dini atau early warning system yang digunakan oleh BPBD, terutama di wilayah-wilayah rawan.
Namun, kesadaran pengembang terhadap pentingnya kajian geologi mulai meningkat sejak 2019. Kalau hasilnya menunjukkan risiko tinggi, pihaknya menyarankan tidak membangun.
Sekarang tiap pembangunan, baik dari KPR, bank, maupun pengembang, pasti minta kajian ke kami. Jika daerah tersebut berada di jalur patahan, bank umumnya menolak memberikan kredit pembiayaan.
Kendati begitu, Dinas ESDM bersifat memberi rekomendasi, bukan mengambil keputusan akhir. Saran yang diberikan adalah menghindari pembangunan di wilayah patahan aktif. Jika tidak memungkinkan, maka tata guna lahan harus diperhatikan, seperti dimanfaatkan untuk pertanian semusim, bukan tanaman tahunan atau bangunan permanen.
"Kalau terpaksa untuk bangunan sipil seperti jembatan, jalan, atau gedung, harus ada rekayasa teknis yang sesuai. Seperti di Jepang, bangunan dirancang tahan terhadap gempa. Di sini pun harus begitu, meminimalkan dampak fatal akibat pergerakan tanah," ujarnya.(wsn/jpnn)
Patahan di Trangkil merupakan bagian dari tiga sesar mayor yang tersebar di wilayah selatan Kota Semarang.
Redaktur : Danang Diska Atmaja
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News