Pengais Rupiah di Tengah Banjir Rob Semarang, Masih Ada Kata Syukur Terucap

Meskipun begitu, Untung tetap berprofesi sebagai seorang nelayan yang melaut mencari ikan. Hanya saja, tiap gelombang tinggi atau pun air pasang dia memutuskan beristirahat.
"Ini air laut pasang paling parah," tutur Untung yang sudah menjadi nelayan 25 tahun silam.
Pantauan hingga pukul 12.15 WIB, para calon penumpang kapal terus berdatangan di Pos 1 Pelabuhan Tanjung Emas.
Seperti yang diungkapkan Soni, calon penumpang tujuan Semarang - Pontianak. Dia rela menempuh dermaga kapal menggunakan perahu nelayan.
"Kalau tidak begini saya tidak bisa pulang ke Pontianak," ucapnya.
Soni tak mempersoalkan tarif jasa antar perahu yang dibanderol nelayan. Menurutnya, para nelayan sangat membantu seorang calon penumpang seperti dirinya.
"Kemarin sudah ditunda keberangkatannya, sekarang mau tidak mau harus berangkat," tuturnya.
Banjir rob Semarang telah berlangsung tiga hari, Senin (23/5) hingga (25/5). Bencana ini sendiri disebabkan oleh tanggul laut yang jebol di tiga titik.(mcr5/jpnn)
Banjir rob Semarang ternyata tak melulu soal bencana. Para nelayan mengais rupiah dari sana.
Redaktur : Sigit Aulia Firdaus
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News