Sekolah Semarang Tindak Lanjuti Instruksi Disdik, Selamat Tinggal Lato-lato
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sejumlah lembaga pendidikan di Kota Semarang, Jawa Tengah, menindaklanjuti larangan permainan lato-lato di lingkungan sekolah karena aspek keamanan dan kelancaran kegiatan pembelajaran.
Kepala SD Islam Supriyadi Semarang Nursekah menjelaskan pihaknya sudah melarang siswa membawa mainan lato-lato ke sekolah sebagaimana imbauan Dinas Pendidikan.
Menurut dia, larangan membawa dan memainkan lato-lato di sekolah sudah disampaikan melalui koordinator satuan pendidikan pada Selasa (10/1) sore dan langsung dilaksanakan.
"Sudah ada (larangan). Sekarang anak-anak sudah enggak ada yang membawa (lato-lato)," kata Nursekah yang membawahi 724 siswa dari kelas I hingga kelas VI tersebut, Rabu (11/1).
Lato-lato adalah mainan berupa dua buah bola plastik berbobot padat keras dengan permukaan halus yang diikat seutas tali dengan cincin jari di tengah yang dimainkan dengan dibentur-benturkan.
Beberapa kasus tercatat permainan lato-lato membuat sejumlah anak cedera akibat terkena mata dan bibirnya.
Senada, Kepala SD Islam Cahaya Ilmu Semarang Umi Latifah membenarkan adanya imbauan dari Disdik kepada sekolah agar tidak memperbolehkan siswanya membawa dan memainkan lato-lato di sekolah.
Menurut dia, SD Cahaya Ilmu Semarang yang saat ini memiliki 381 siswa dari jenjang kelas I hingga VI memang sudah sejak awal melarang anak-anak membawa mainan apa pun ke sekolah, jauh sebelum tren lato-lato.
Sejumlah lembaga pendidikan menerapkan larangan permainan lato-lato di Sekolah. Jangan salah paham, ya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News