Tumbuhkan Kemandirian Ekonomi, Ponpes Ar-Rois Cendekia Semarang Undang Umi Wahedaa
"Saya ditugaskan hanya mengajar oleh suami. Tidak pernah ikut berkecimpung dalam pengolaan bisnis, tetapi saya nekat, dan alhamdulillah bisa terlaksana sampai saat ini," katanya.
"Saya lunasi hutang-hutang unit usaha dahulu. Saya jual mobil, jual emas dan sebagainya. Bisa dibilang saya mengelola unit usaha pesantren ini dari minus, bukan zero lagi," katanya.
Umi menuturkan awal dahulu ada 25 unit bisnis dan sekarang telah berkembang menjadi 59.
Semua unit tersebut murni atas pengelolaan mandiri oleh pesantren, tanpa sokongan donasi dari luar. Dikelola oleh dirinya dan dibantu oleh santri-santri yang telah lulus SMA atau Sarjana.
"Sama sekali, tanpa donasi. Kami benar-benar kelola secara mandiri secara profesional dan transparan," tuturnya.
Dia berpesan dalam pengelolaan bisnis di pesantren harus dibagi kedalam empat bidang manajerial. Manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, menejemen keuangan dan manajeman pemasaran. Empat bidang tersebut harus dikelola oleh orang-orang yang berbeda.
"Ini, biasanya di pondok, seluruh manajeman dipegang satu orang. Ini harus dirubah, agar manajerial bisnis pesantren bisa berjalan efektif. Jangan sampai bagian produksi ikut campur dalam pemasaran, dan sebagainya" katanya.
"Lihat pasarnya dulu, dan harus percaya diri dengan produk kita sendiri. Itu prinsip," lanjut dia.
Pondok Pesantren Ar-Rois Cendekia Semarang menghadirkan Umi Wahedaa untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi pesantren.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News