Hujan Lebat, Puluhan Pohon Tumbang, BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Ekstrem di Semarang

Begitu pula daerah konvergensi atau pertemuan angin dan belokan angin terpantau di wilayah Jateng. Lalu labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jateng.

"Saat ini sedang bergeser dari musim hujan ke arah kemarau, sebenarnya pancaroba, tetapi dengan adanya dinamika atmosfer yang sangat kompleks di Indonesia, dalam tiga hari ini cuacanya masih akan ekstrem," ujarnya.

Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Klas I Jateng, curah hujan di Kota Semarang tergolong lebat hingg sangat lebat. Dalam 24 jam terakhir, tepatnya pada Selasa (12/3) pukul 07.00 hingga Rabu (14/3) pukul 07.00 dalam kisaran 50 sampai 150 millimeter per hari.

Sementara kecepatan angin di Kota Semarang masih terpantau sporadis berkisar antara 25 hingga 27 kilometer per jam. "Itu untuk ukuran angin sudah terasa, di Kota Semarang apalagi sudah merobohkan beberapa pohon," ujar Yoga.

Dalam kecepatan tersebut, Yoga menyatakan juga mempengaruhi dunia penerbangan, khususnya pesawat-pesawat berbadan kecil seperti Cessna. "Kalau pesawat-pesawat berbadan besar mayoritas toleransinya masih teratasi," ujarnya.

Dalam analisis yang dilakukan, siklus cuaca ekstrem dengan hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi mulai dini hari hingga malam hari. Kondisi itu mereda saat memasuki siang hari dan kembali terjadi sore hari.

"Masyarakat waspada, tetap memperhatikan info kami, hati-hati ada hujan, ada angin, jangan berteduh di bawah pohon yang kelihatan tua atau ringkih karena potensi roboh," ujarnya. (mcr5/jpnn)