Cerita Ketua Panpel Tarkam Semarang, Ikut Melerai Kericuhan Malah Dipukul Pemain
Mengetahui ricuh, dia berlari menuju kerumunan untuk melerai. Namun, usahanya berbuah tak manis. Dia turut mendapat sasaran pemain. Bibirnya lebam.
"Walaupun risikonya seperti saya ini, yang lain juga begitu, kalau divisum ada, tetapi kami tidak, saya juga biarkan seperti ini saja," ujarnya.
Dia menyebut dua wasit yang memimpin jalannya pertandingan masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit. "Info terakhir masih dirawat di rumah sakit," katanya.
Pihaknya menyatakan peristiwa ini menjadi pembelajaran untuk menyelenggarakan laga ke depan lebih menekankan keamanan, kenyamanan dan ketertiban.
Seperti diketahui, kericuhan terjadi dalam final Piala Bupati Semarang, PS Putra Bakti Patemon melawan PS Ar Rafi Ampel Kabupaten Boyolali tersebut.di Lapangan Pule, Desa Bener, Kecamatan Tengaran pada Minggu (2/6) kemarin.
Sejumlah pemain timnas dan Liga 1 yang ikut tampil dalam laga ini, yaitu Bayu Pradana, Komaruddin, Joko Ribowo, Ilham Mahendra, Bagus Kahfi, Bagas Kaffa, dan Wahyu Prasetyo. Ada pula mantan kapten Timnas Indonesia, Wahyu Wijiastanto.
Dalam video yang beredar di media sosial, kericuhan bermula ketika wasit, Hadi Suroso menunjuk titik putih untuk PS Ar Rafi Ampel. Merasa tak puas dengan keputusan itu, pemain PS Putra Bakti Patemon mengejar dan menganiaya wasit. (mcr5/jpnn)
Ketua Panpel Tarkam Semarang bercerita ikut melerai kericuhan malah jadi bulan-bulanan pemain.
Redaktur : Danang Diska Atmaja
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News