Antisipasi Banjir, Pemkot Semarang Intensifkan Pengerukan Sedimentasi Sungai

Pengerukan di sini bukan hanya untuk mengurangi risiko banjir, tetapi juga untuk memastikan ketersediaan air yang sangat dibutuhkan oleh para petani.

Lurah Karangroto Waluyo Budi Utomo mengatakan ada sekitar 50 hektare lahan pertanian yang bergantung pada ketersediaan air dari sungai ini.

"Dengan pengerukan ini, kami berharap agar genangan air dapat diatasi dan pasokan air untuk sawah dapat terjaga, terutama untuk tanaman padi, palawija, dan pisang," katanya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Karangroto Nasoka mengungkapkan aspirasi masyarakat agar proyek ini diikuti dengan pembangunan talud.

“Kami berharap talud bisa dibangun agar sedimen tidak cepat kembali lagi,” harapnya.

Pembangunan talud akan memberikan perlindungan tambahan dan menjaga kelestarian sungai agar tidak mudah mengalami sedimentasi kembali.

Pengerukan ini merupakan bagian dari rangkaian upaya DPU Kota Semarang untuk menormalisasi sejumlah sungai di wilayah Kecamatan Genuk yang dikenal sebagai daerah rawan banjir. Dengan menggandeng masyarakat dan pemangku kepentingan, pemerintah berharap dapat mengurangi dampak banjir secara signifikan.

Selain pengerukan, DPU Kota Semarang juga telah melakukan pengerukan sedimentasi di beberapa lokasi lainnya, seperti anak Sungai Sringin di Kelurahan Genuksari, serta Sungai Semarang dan Sungai Sodor di Gayamsari.