Ketua IDAI Bicara Soal Pentingnya Gizi di Masa Keemasan Anak

Selasa, 01 Oktober 2024 – 05:49 WIB
Ketua IDAI Bicara Soal Pentingnya Gizi di Masa Keemasan Anak - JPNN.com Jateng
Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso (kiri) bersama Ketua IDAI Jawa Tengah Fitri Hartantoi daat diwawancarai di sela-sela acara KONIKA XIX di Hotel Padma Semarang, Senin (30/9). Foto: Danang Diska Atmaja/JPNN

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan pentingnya perhatian khusus pemerintah terhadap pemenuhan gizi bayi, terutama selama dua tahun pertama kehidupannya, yang dikenal sebagai masa kritis dalam tumbuh kembang anak.

Piprim memuji inisiatif Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait program makan siang bergizi untuk anak-anak sekolah, tetapi dia juga menekankan bahwa perhatian lebih harus diberikan pada pemenuhan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan bayi.

“Program makanan bergizi untuk anak-anak memang bagus, tetapi tidak akan efektif jika kebutuhan gizi selama 1.000 hari pertama, yang sangat krusial, tidak terpenuhi,” katanya saat diwawancarai di acara Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) XIX 2024 di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/9). 

Menurutnya, periode dua tahun pertama adalah periode emas dalam perkembangan otak anak. Jika gizi yang diperlukan tidak tercukupi selama periode ini, perkembangan otak bisa terhambat, dan anak berisiko mengalami stunting, sebuah kondisi gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis.

Lebih lanjut, Piprim menjelaskan bahwa stunting bukan hanya tentang pertumbuhan fisik yang terhambat, melainkan juga dampak serius pada perkembangan kognitif anak.

“Pemenuhan gizi di masa-masa krusial ini sangat vital untuk mencegah stunting. Sebagai dokter anak, kami harus mampu memberikan edukasi yang sederhana namun tepat kepada masyarakat agar mereka memahami pentingnya pemenuhan gizi anak,” katanya.

Salah satu sumber utama pemenuhan gizi yang sering terabaikan, menurut Piprim, adalah protein hewani. Dia menekankan pentingnya masyarakat memahami bahwa selain daging dan ikan, banyak potensi sumber protein lokal yang dapat membantu meningkatkan gizi anak-anak di Indonesia.

"Banyak edukasi yang sudah disampaikan, tapi sering kali tidak sampai dengan cara yang mudah dipahami. Oleh karena itu, para dokter anak harus lebih aktif dan kreatif dalam memberikan edukasi yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat,” tambahnya.

Ketua IDAI berbicara mengani pentingnya perhatian khusus pemerintah terhadap pemenuhan gizi bayi, terutama selama dua tahun pertama kehidupannya.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News