Ketua IDAI Bicara Soal Pentingnya Gizi di Masa Keemasan Anak
Dalam upaya lebih luas untuk meningkatkan kesehatan anak di berbagai daerah, IDAI juga mendorong para dokter anak untuk memberikan pendampingan kepada setidaknya dua puskesmas di wilayah yang lebih terpencil.
Piprim menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial dokter anak dalam menyebarkan pengetahuan dan keterampilan mereka kepada tenaga kesehatan di daerah pelosok.
“Dengan memanfaatkan teknologi informasi, pendampingan dapat dilakukan secara lebih efisien dan meluas. Ini penting agar tidak ada lagi anak-anak yang tertinggal dalam mendapatkan layanan kesehatan yang layak,” ujarnya.
Hal ini sangat relevan mengingat sekitar 10.000 puskesmas di Indonesia, tidak semuanya memiliki dokter anak.
"Kami berharap melalui teknologi seperti telemedicine, anak-anak di daerah yang sulit dijangkau bisa tetap mendapatkan akses layanan kesehatan berkualitas," ujarnya.
Sementara itu Ketua IDAI Jawa Tengah Fitri Hartanto menambahkan bahwa penggunaan teknologi untuk layanan kesehatan jarak jauh sudah mulai diimplementasikan di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Karanganyar.
Sebagai contoh, dia menyebutkan bahwa layanan pemeriksaan USG untuk ibu hamil di puskesmas dapat dilakukan tanpa kehadiran fisik dokter di lokasi, tetapi melalui telemedicine, jarak tidak lagi menjadi hambatan bagi akses layanan kesehatan yang optimal.
“Di Karanganyar, kita sudah melihat bagaimana telemedicine bekerja dengan baik, memudahkan akses layanan kesehatan meskipun dokter tidak harus berada di lokasi,” ujar Fitri.
Ketua IDAI berbicara mengani pentingnya perhatian khusus pemerintah terhadap pemenuhan gizi bayi, terutama selama dua tahun pertama kehidupannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News