BPBD Jateng Gunakan Rekayasa Cuaca untuk Redam Bencana Hidrometeorologi
Setelah disetujui, BNPB bersama BMKG akan melakukan analisis cuaca. Termasuk menerjunkan pesawat untuk melakukan penyemaian awan.
"Tentunya berdasarkan permintaan, dan ketersediaan waktu karena hampir semua wilayah menggunakan, tak hanya Jateng. Alhamdulillah Jateng termasuk yang dipilih," katanya.
Jateng telah berulang kali menerapkan teknologi modifikasi cuaca. Secara efektivitas, Bergas mengakui OMC mampu mengendalikan cuaca ekstrem.
Setelah dilakukan OMC, Bergas menyatakan intensitas hujan di Jateng berkurang, pun menurunkan risiko banjir, dan genangan.
"Ya, seperti yang terjadi malam Tahun Baru 2025 itu juga dilakukan OMC. Minimal kami bisa mengerem, di Kota Semarang tidak banjir, kalau kami lihat Kota Semarang normal-normal saja hujannya" kata Bergas.
Kendati begitu, dia memberi pengecualian ketika pertumbuhan awan terjadi atas daratan. Keadaan tersebut akan percuma, dan memicu risiko bencana apabila dipaksakan dilakukan rekayasa cuaca.
Seperti halnya, pada sepekan lalu. Tepatnya pada Senin (20/1) hingga Kamis (24/1) kemarin. Saat itu tengah terjadi cuaca ekstrem berdampak terjadinya bencana banjir di Kabupaten Grobogan yang mengakibatkan perjalanan kereta api tujuan Semarang-Surabaya dialihkan hingga dibatalkan.
Termasuk banjir bandang, dan longsor di Kabupaten Pekalongan yang menelan 25 korban jiwa. Itu belum termasuk bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Jateng lainnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News