Dapur Mini, Mimpi Besar: Kisah Diki dan 'Hampers' Lebaran

jateng.jpnn.com, SEMARANG - MALAM di Gayamsari, Semarang, turun perlahan, membawa ketenangan setelah hiruk-pikuk kota mereda.
Di sebuah kamar indekos sederhana, sinar lampu pijar membentuk bayangan di dinding, memantulkan kesibukan seorang lelaki muda yang tengah merapikan toples-toples berisi nastar, dan kastengel.
Tangannya cekatan, matanya menyimpan keletihan, tetapi juga semangat yang tak redup. Dialah Dickry Tifani Badi, seorang karyawan swasta asal Kaligangsa, Brebes yang menjadikan ruang sempitnya sebagai ruang penuh mimpi.
Menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, kamar indekosnya berubah menjadi bengkel kreativitas, tempat dia meramu kue-kue kering dengan bahan-bahan terbaik.
Bukan sekadar mencari tambahan penghasilan, tetapi sebuah usaha yang lahir dari tekad untuk maju.
"Awalnya cuma coba-coba di 2023," kata lelaki yang akrab disapa Diki itu sambil tersenyum, "tidak menyangka bisa sejauh ini."
Baca Juga:
Waktu menjadi barang mewah bagi Diki. Di siang hari, dia tenggelam dalam pekerjaannya sebagai karyawan, sementara malamnya dihabiskan untuk memenuhi pesanan hampers (hamper) yang terus mengalir.
Tidur sering kali hanya menjadi jeda singkat sebelum hari kembali menuntutnya berlari.
Dalam kamar indekosnya yang sederhana, di antara tumpukan toples, dan pita warna-warni, sebuah mimpi sedang dirajut dengan ketekunan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News