Tradisi Ramadan di Keraton Surakarta: Zakat Fitrah untuk Abdi Dalem hingga Kirab Malam Selikuran

jateng.jpnn.com, SOLO - Bulan suci Ramadan selalu membawa nuansa sakral di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Sejumlah tradisi turun-temurun kembali digelar, salah satunya adalah pembagian zakat fitrah bagi abdi dalem dan sentono dalem, sebagai bentuk apresiasi atas loyalitas mereka terhadap keraton.

Suasana penuh khidmat menyelimuti kompleks keraton pada Kamis (21/3), saat ratusan abdi dalem duduk berbaris tertib menerima zakat fitrah dan pepancen—uang penghormatan—langsung dari Raja Paku Buwono XIII.

Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Adipati Dipokusumo mengatakan tradisi ini menjadi wujud rasa terima kasih sang raja kepada para abdi dalem dan sentono dalem yang telah mengabdikan diri demi keberlangsungan Keraton Surakarta.

"Total ada sekitar 400 orang yang menerima zakat dan uang penghormatan ini. Mereka berasal dari dalam keraton maupun wilayah-wilayah yang masih berkaitan dengan keraton," ujar KGPH Dipokusumo.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, zakat fitrah yang diberikan berupa paket sembako dan makanan ringan, yang diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan menjelang Hari Raya Idulfitri.

Selain pembagian zakat, Keraton Surakarta juga telah menggelar Kirab Malam Selikuran pada 20 Maret lalu, yang menjadi salah satu puncak tradisi Ramadhan di lingkungan keraton.

Kirab sakral ini menghadirkan iring-iringan Tumpeng Sewu, yang melambangkan kemuliaan Lailatul Qadar, malam seribu bulan. Dalam suasana malam yang syahdu, arak-arakan ini mengajak masyarakat untuk merenungi keberkahan bulan suci dan menjadikannya inspirasi bagi sebelas bulan berikutnya.

"Atas dawuh dalem Kanjeng Sinuhun Paku Buwono XIII, seperti tahun-tahun sebelumnya, Keraton Kasunanan Surakarta mengadakan upacara Malem Selikuran sebagai bentuk penghormatan terhadap malam istimewa di bulan Ramadhan," ungkap KPA Dany Nur Adiningrat, juru bicara Keraton Surakarta Hadiningrat. (antara/jpnn)