Soal Isu Perubahan Iklim, Indonesia Jadi Korban Negara Maju, Begini Penjelasannya
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Semarang Climate Strike atau aksi jeda untuk iklim mendesak pemerintah melakukan gerakan serius menangani perubahan iklim.
Perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang Dhika menyatakan pemerintah masih mengutamakan kepentingan para pengusaha ketimbang rakyat.
Menurut Dhika, percepatan pembangunan proyek-proyek nasional telah memberangus makhluk hidup yang berada di sekitarnya. Selain berdampak pada rusaknya lingkungan, kondisi tersebut juga menimbulkan konflik dengan rakyat.
"Iya, seperti kasus Wadas, pencemaran Sungai Batanghari, tambang emas dan Tambang Nikel Sangihe," tutur Dhika, Jumat (25/3).
Menurut Soni dari Legal Resource Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM), perubahan iklim saat ini telah menciptakan ketidakadilan yang membuat rusaknya alam.
Dia menyebut sejumlah negara maju menikmati keuntungan dan kekayaan ekonomi dengan banyak membuat emisi karbon, sementara negara berkembang seperti Indonesia hanya ikut menanggung dampak buruknya.
"Ini tidak boleh dibiarkan, yang paling menderita adalah masyarakat kelompok rentan, perempuan dan anak-anak," kata Soni.
Kepedulian untuk mengubah pola hidup disuarakan para peserta aksi untuk turut menekan laju emisi karbon.
Isu perubahan iklim saat ini mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Ulah negara maju yang membuat bumi makin parah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News