Semarang Climate Strike Ingatkan Ancaman Mengerikan Perubahan Iklim di 2040
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Jaringan peduli iklim dan alam yang tergabung dalam Aksi Semarang Climate Strike mendesak pemerintah untuk serius melakukan transisi energi kotor menuju bersih.
Aksi jeda untuk iklim Semarang itu dibalut dengan orasi, baca puisi, pentas teaterikal dan diakhiri pembacaan doa bersama oleh komunitas lintas agama.
Puluhan massa tersebut melakukan aksi berjalan kaki dari Masjid Nusrat Jahan Jalan Erlangga menuju Patung Diponegoro di Jalan Pahlawan, Jumat (25/3).
Pelataran Patung Diponegoro difungsikan sebagai panggung oleh sejumlah keluarga dan perwakilan komunitas yang tergabung dalam aksi tersebut.
Satu keluarga memerankan dampak perubahan iklim yang membuat pepohonan dan binatang menderita.
Kondisi krisis iklim yang kian mengancam manusia dan makhluk hidup tersebut sekejap sirna setelah kelompok dari latar belakang budaya dan agama melantunkan doa.
Aksi yang juga melawan ambang batas aman kenaikan suhu bumi ini juga diselenggarakan di daerah lain seperti, Medan, Jakarta, Depok, Sukabumi, Solo, Yogyakarta, Malang, Jember, hingga Makassar.
Koordinator Jaringan Peduli Iklim dan Alam Elen Nugroho mengatakan suhu bumi mengalami perubahan menyerupai kondisi manusia saat sedang demam. Perubahan peningkatan suhu bumi dimulai sejak sekitar 1950 menjadi 1 derajat celsius.
Dunia menghadapi ancaman nyata perubahan iklim. Suhu bumi pada 2040 akan mencapai ambang batasnya yang berbahaya untuk kehidupan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News