Pertunjukan RT Nol RW Nol KSK Wadas Semarang: Gambaran Kemiskinan di Kampung Tanpa Nama
Dia mengatakan melalui pertunjukannya itu bisa memberikan wawasan kepada penonton soal kaum marginal, gelandangan, PSK, dan tunawisma yang tidak patut dilupakan.
"Semoga melalui pertunjukan ini banyak yang telah membuka mata tentang realitas kehidupan negara Indonesia yang bisa disebut sebagai Negara gelandangan, Khususnya di kota-kota metropolitan, seperti di Semarang," ungkapnya.
Dia menambahkan diangkatnya lagi naskah lama ini karena ada dorongan untuk mengulas kembali kehidupan sekaligus penghargaan sebagai pelopor sastra pembaharu kepada Iwan Simatupang.
"Iwan Simatupang adalah sastrawan tahun 1960-an. Beliau sering menulis sketsa tentang orang-orang tersisih dan terpinggirkan, maka dia sendiri menyebut dirinya sebagai manusia marjinal, manusia perbatasan. Itulah yang ingin saya gali," jelasnya.
Salah satu teaterawan Semarang Ucup mengatakan pertunjukan KSK Wadas ini menjadi hal yang luar biasa setelah dua tahun lamanya pertunjukan teater mati suri akibat pandemi Covid-19.
Baginya, seorang seniman dalam pembuktian kehidupannya adalah melalui sebuah karya.
"Semangat baru buat teater, ini pemicu awal kesenian untuk hidup kembali," katanya. (jpnn)
KSK Wadas Semarang menggelar pertunjukan teater dengan judul RT Nol RW Nol di Auditorium UIN Walisongo, Senin (4/7).
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News