Begini Prosesi Kirab Pusaka Malam Satu Suro Pura Mangkunegaran
KRMH Roy Rahajasa Yamin selaku cucuk lampah (pemimpin) kirab kemudian melapor ke MN X bahwa pusaka dalem telah berada di Bangsal Tosan.
Setelah itu, MN X kemudian memerintahkan kepada cucuk lampah untuk melakukan kirab yang bertepatan dengan malam satu suro 1956.
Dipimpin oleh KRMH Roy, rombongan kirab mulai keluar dari dalam kawasan Pura Mangkunegaran untuk berkeliling sebanyak satu rambahan atau satu kali putaran melewati gerbang utama Pura Mangkunegaran di Jalan Ronggowarsito, ke Jalan Kartini, Jalan RM Said, Jalan Teuku Umar, dan kembali ke Puro Mangkunegaran.
Rombongan tersebut telah disambut oleh ribuan warga yang berdiri di pinggir jalan dari rute tersebut, dan selama perjalanan tidak satu orang pun dari rombongan yang mengeluarkan suara.
Selain itu, rombangan kirab juga tidak diperkenankan menggunakan alas kaki, dan harus menggunakan pakaian Jawi Jangkep.
Koordinator kirab Mas Ngabehi Bambang Suhendro mengatakan makna dari kegiatan ini adalah manusia selalu berhubungan dengan bumi dan berbakti kepada Tuhan yang Maha Kuasa dalam keadaan suci.
"Intinya kami berdoa yang baik untuk masyarakat," katanya.
Setelah pelaksanaan kirab pusaka dalem, kegiatan dilanjutkan dengan prosesi semedi (meditasi) di Pendapa Agung dan Paringgitan Puro Mangkunegaran hingga Sabtu (30/7) dini hari.
Pura Mangkunegaran menggelar kirab pusaka dalem malam satu suro EHE 1956 pada Jumat (29/7) malam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News