Jembatan Jurug dan Mojo Ditutup, Warga Rela Lewat Jalur Darurat yang Terbuat dari Bambu
Sugiono mengklaim bahwa jembatan yang dia buat mampu bertahan dalam waktu panjang, asalkan debit air di sungai Bengawan Solo tidak terlalu tinggi.
"Kalau hujan deras tidak bisa dilewati," terangnya.
Sugiono menambahkan pemilihan bahan baku bambu untuk membuat jembatan, karena bambu lebih lentur sehingga mampu bertahan lama.
"Pemilihan bambu, saya cari lenturnya. Kalau dari kayu, kan, getas," ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Surakarta Ari Wibowo menuturkan jembatan sasak bukan menjadi jalur alternatif yang ditentukan, karena berpotensi rawan keselamatan.
"Secara kerawanan itu potensi rawan keselamatan, karena diatas drum, goyangan terasa, terakhir diujung sangat menanjak," beber dia.
Ari berharap jembatan tersebut tidak menjadi jalur alternatif, agar tidak terjadi kejadian yang tak diinginkan.
"Nanti kami evaluasi. Harapan kami itu tidak jadi alternatif, agar tidak terjadi kejadian yang tak diinginkan," tuturnya. (mcr21/jpnn)
Meski Berbahaya, warga rela lewat jalur darurat yang terbuat dari bambu setelah jembatan Jurug dan Mojo ditutup.
Redaktur : Danang Diska Atmaja
Reporter : Romensy Augustino
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News