Jembatan Sasak Jebres-Mojolaban Ramai, Pengelola Dapat Pemasukan Rp 5 Juta Per Hari
jateng.jpnn.com, SOLO - Jembatan sasak di Kampung Sewu, Jebres, Solo menjadi salah satu rute favorit yang digunakan oleh pengguna sepeda motor selama masa penutupan Jembatan Mojo.
Jembatan yang terbuat dari bambu itu menghubungkan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan Kampung Sewu ataupun sebaliknya. Pengguna jalan menilai sebagai jalur tersingkat menuju lokasi tujuan.
Ribuan orang pun sejak hari Senin (26/9) kemarin mengantre untuk untuk menggunakan jembatan dengan panjang 70 meter itu.
Para pengendara yang melintas dikenakan tarif sebesar Rp 2.000 dalam sekali menyeberang oleh pihak pengelola. Mereka juga tidak diperkenankan untuk berboncengan saat menyeberang demi menjaga keselematan.
Pembuat jembatan sasak Sugiono mengatakan dalam sehari melayani para pengendara, dirinya mendapatkan pemasukan hingga Rp 5 juta. Uang pemasukan tersebut digunakan untuk menggaji kru yang terlibat serta untuk biaya opersaional.
"Enggak ada (10 juta), 5 juta ke bawah, penghasilan kotor itu. Belum gaji karyawan, satu karyawan itu saya gaji 100 ribu per orang jika jaga sehari nonstop," katanya saat ditemui, Selasa (27/9).
Pria yang akrab disapa Bagong itu menjelaskan bahwa dalam melayani para pengendara, dirinya dibantu oleh 30 orang kru yang terbagi menjadi dua sif. Pada sif siang dijaga oleh 20 orang sedangakan pada malam ada 10 orang.
"Kalau siang dijaga 20 orang, kalau malam lain lagi, saya kasih 10 orang. Jadi memang dijaga 24 jam, pengawasan ketat, saya juga ikut mantau," jelasnya.
Pengelola jembatan sasak yang menghubungkan Jebres-Mojolaban mendapatkan pemasukan sebesar Rp 5 juta per hari.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News