PMI Asal Cilacap Meninggal di Korea, Kepala BP2MI Merespons, Tegas
"Kalau beritanya sudah masuk istana lalu BP2MI nggak tau apa-apa, ini yang repot. Kalau presiden nanya, ngapain saja orang BP2MI, jangan sampai lembaga ini dibubarin," sambungnya.
Benny menjelaskan Purwanto merupakan PMI G to G Manufacturing asal Cilacap yang mengalami luka bakar disekujur tubuh mencapai 77 persen.
Purwanto meninggal pada Senin (6/3/2023) lalu, setelah koma 10 hari di rumah sakit.
"Problemnya sekarang adalah, pertama pemulangan. Kedua, pembiayaan. Biayanya sampai 28 juta won atau sekitar Rp 300 juta. Saya minta ini disikapi segera apa jalan keluarnya," ungkap Benny.
Lebih lanjut Benny juga menyoroti mengenai asuransi bagi para PMI yang masih belum terselesaikan. Sehingga dia berjanji BP2MI bersama dengan pemerintah akan mencari solusinya.
"Peristiwa kebakaran terjadi saat mereka tidur. Mereka tak dapat asuransi kecelakaan kerja. Asuransi kesehatan hanya bisa menampung sebagian dari biaya perawatan rumah sakit di sana," tegas Benny.
"Kalau asuransi BPJS pasti dapat, tetapi klaimnya di sini. Almarhum Purwanto total biaya rumah sakit yang masih harus dibayar secara mandiri itu 13 juta won, biaya pemulangan 9 - 10 juta won. Total 22 - 23 juta won atau Rp 268- Rp 300 juta," pungkas Benny.(mcr8/jpnn)
Artikel ini juga sudah tayang di JPNN.com dengan judul:
Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyampaikan instruksi kepada jajarannya setelah sebelumnya PMI asal Cilacap bernama Purwanto meninggal dunia di Korea Selatan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News