Tanggal HUT Jateng Berubah, Ganjar Pranowo Jelaskan Sejarahnya
Ganjar mengatakan, Pemprov Jateng patut bersyukur karena berbagai upaya yang dilakukan, termasuk reformasi birokrasi yang dinilai memiliki pencapaian terbaik.
Gubernur dua periode ini yakin ujung dari reformasi birokrasi adalah memberikan pelayanan yang mudah dan cepat bagi masyarakat.
Dia meminta berbagai pihak untuk menjaga integritas dan tidak ada aksi pungli dalam pelayanan publik di Jateng. Semua itu bisa diwujudkan hanya jika mau membuka mata dan telinga lebar-lebar.
"Saya percaya, kesadaran ini telah bersemayam dalam ruang pengabdian di hati bapak-ibusemuanya. Maka, tak ada sedikitpun keraguan di hati saya. Bahwa seluruh kerja baik ini tidak akan luntur, bahkan saya yakin semakin baik selepas saya turun pada 5 September nanti sebagai gubernur," ujarnya.
Menurutnya, yang dibangun bukan sekadar ketaatan, apalagi ketakutan pada pimpinan. Melainkan sebuah pengabdian yang terejawantah menjadi sistem dan budaya yang kuat. Meski harus disadari, di antara berbagai keberhasilan, ada hal-hal yang belum optimal.
"Kita harus berani mengakuinya sebagai bentuk tanggung jawab dan evaluasi. Bapak ibu, saudaraku sekalian; itulah hasil kerja panjenengan semua. Itulah hasil dari jerih payah semua warga Jawa Tengah, baik di pelosok desa maupun sudut-sudut kota," tuturnya.
Dia mengucapkan terima kasih untuk seluruh warga, para Ketua RT dan RW, lurah dan kepala desa, para camat, para anggota dewan, bupati dan wali kota, TNI, Polri, kejaksaan dan seluruh Forkopimda.
"Juga tak lupa pada pelajar dan mahasiswa, teman-teman media, para tokoh dan aktivis, serta organisasi kemasyarakatan seluruhnya," katanya.
Ganjar Pranowo menjelaskan sejarah mengapa tanggal peringatan HUT Jateng bisa berubah. Oh ternyata begitu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News