Semarang Fokus Beralih ke Kendaraan Massal Ramah Lingkungan
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Dinas Perhubungan Kota Semarang menegaskan komitmennya untuk mengembangkan moda transportasi massal, terutama yang ramah lingkungan seiring dengan tingginya polusi atau pencemaran udara.
"Bus-bus Trans Semarang separuhnya sudah menggunakan BBG (bahan bakar gas). Yang awalnya menggunakan solar, sekarang separuhnya dengan gas," kata Pelaksana Tugas Kepala Dishub Kota Semarang Danang Kurniawan, Selasa (26/9).
Dia mengakui bahan bakar yang digunakan armada Trans Semarang belum sepenuhnya gas, tetapi setidaknya dengan konversi separuh solar-BBG bisa mereduksi polusi yang ditimbulkan.
Hal tersebut disampaikannya saat peringatan Hari Perhubungan Nasional, bersamaan dengan peluncuran program PerQRIS (Parkir dengan menggunakan QRIS) di Kantor Dishub Kota Semarang.
Menurut dia, jalur "dedicated line" untuk BRT (Bus Rapid Transit) Trans Semarang juga sedang dikaji untuk memaksimalkan operasional moda transportasi massal tersebut.
"Infrastruktur, saya rasa sudah ada dua pengisian BBG, jalur khusus BRT sedang kami siapkan studinya. Dan pastinya transportasi itu akan berkembang terus," katanya.
"Akan ada perjalanan baru, yang di situ butuh dukungan transportasi supaya masyarakat tidak menggunakan kendaraan pribadi sehingga kepadatan lalu lintas bisa ditekan. Implikasinya, pencemaran udaranya turun," katanya.
Untuk kendaraan listrik, Danang mengatakan bahwa Dishub Kota Semarang untuk jangka panjang sedang mempersiapkannya, tetapi saat ini juga sudah mulai menggunakannya, seperti kendaraan patroli dan bus listrik.
Pemkot Semarang saat ini sedang fokus untuk bisa beralih ke moda transportasi massal yang ramah lingkungan. Regulasi ketat disiapkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News