Cara Kerja Peracik Happy Water & Sabu di Semarang, Dipandu WN Malaysia Lewat Video Call

jateng.jpnn.com, SEMARANG - Proses peracikan sabu dan serbuk yang mengandung narkoba atau happy water di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) dioperasikan oleh dua orang. Keduanya diperintah oleh seorang berinisial KA, warga negara Malaysia.

Dua peracik sabu dan happy water tersebut berinisial PR dan F yang merupakan residivis narkoba. Ketiganya saling kenal saat mendekam di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Kini dua peracik asal Bogor, Jabar tersebut ditetapkan sebagai tersangka. Sementara KA masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol Mukti Juharsa menyebut kedua peracik itu melakukan aksinya dipandu oleh KA melalui sambungan panggilan video atau video call.

"Pelaku sudah ditutorial membuat happy water dan sabu," kata Brigjen Mukti, dalam keterangan pers di lokasi penggerebekan Jalan Ngesrep Barat IV, RT 008 RW 009, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Kamis (4/4).

Pabrik rumahan tersebut telah beroperasi selama dua pekan terakhir. Sebelum barang haram itu diedarkan, produksi di rumah berlantai dua tersebut digerebek pada Rabu (3/4) kemarin.

"Baru dua minggu bekerja bisa produksi 2 ribu saset, masing-masing seribu," ujarnya, menjelaskan kedua peracik mendapatkan upah sebesar Rp 1 juta per hari dengan bonus Rp 500 ribu setelah memproduksi narkotika jenis MDMA tersebut.

Sesuai rencana, happy water yang diproduksi dalam bentuk serbuk itu akan dibungkus menggunakan saset ukuran 7 gram bermerek Ducati dan Ferrari. Dua merek itu persis dengan hasil pengungkapan di Thailand beberapa bulan lalu.