Bareskrim Ungkap Alasan Pabrik Sabu & Happy Water Didirikan di Semarang
"Kurang lebih tujuh sampai delapan kali paket barang dengan invoice (faktur) suplemen bentuk serbuk dan cair," katanya, menyebut impor dilakukan secara ecer untuk mengelabui kepabeanan.
"Tidak mungkin dia beli langsung semuanya, pasti ketahuan. Dia tahu kalau impor satu-satu karena masuknya masih kesehatan, kalau langsung jadinya narkotika," katanya, lagi.
Pabrik rumahan barang haram tersebut baru beroperasi selama dua pekan terakhir. Namun, sabu dan happy water yang diproduksi tersebut belum sempat diedarkan.
"Ini belum (keluar, red), saya yakinkan belum (diedarkan, red)," katanya, menjelaskan sesuai rencana happy water dan sabu akan diedarkan di tempat hiburan malam kota-kota besar di Indonesia.
Dalam proses produksi, dua peracik berinisial PR dan F asal Bogor, Jawa Barat (Jabar) itu dipandu oleh KA, warga negara Malaysia melalui sambungan panggilan video.
Keduanya diperintah oleh seorang berinisial KA, warga negara Malaysia. Mereka saling kenal saat mendekam di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Bogor, Jabar.
"Soal langkah-langkah membuat happy water, dan sabu ada di papan tulis. Ada lengkap bahan-bahannya terus dipandu lewat video call," katanya.
Dia menjelaskan, happy water yang diproduksi dalam bentuk bubuk kemasan saset tersebut sama seperti hasil pengungkapan di Thailand beberapa bulan lalu.
Bareskrim Polri mengungkap alasan pabrik rumahan sabu dan happy water didirikan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News