Miris, 45 Ribu Anak di Jawa Tengah Putus Sekolah Tiap Tahunnya
Heri menyatakan secara keseluruhan, 19 daerah masuk dalam prioritas kemiskinan ekstrem. Namun, tahun ini tercatat ada lima daerah yang memiliki jumlah penduduk miskin ekstrem.
Kelima daerah yang harus segera ditangani dengan cepat dan tepat yaitu Kabupaten Kebumen, Brebes, Banjarnegara, Pemalang, dan Banyumas.
Lebih lanjut, ia mengatakan Pemprov Jawa Tengah harus menggandeng sejumlah pihak untuk gotong royong menyelesaikan persoalan kemiskinan ekstrem, guna mengantisipasi masalah tingginya angka putus sekolah.
“Pemprov memiliki tanggung jawab dan tugas untuk menurunkan kemiskinan ekstrem. Di antaranya tentang persoalan rumah yang tidak layak huni, penyediaan jamban atau sanitasi yang memadai, pemenuhan air bersih, akses pendidikan, akses kesehatan, dan penerangan atau listrik yang cukup,” kata Heri.
Sebelumnya, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyebut angka kamiskinan dan angka putus sekolah di Wonosobo masih tinggi.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Republik Indonesia (Kemdikbudristek) pada 2021 ada sekitar 3.581 anak putus sekolah yang tersebar di berbagai kecamatan di Wonosobo.
Untuk itu perlu adanya pendampingan dari perangkat daerah di kabupaten maupun provinsi untuk melihat seluk beluk permasalahan dasarnya dahulu.
Terdapat 25 desa di Kabupaten Wonosobo yang masuk ke dalam daftar kemiskinan tinggi. Namun, menurut Afif jumlah tersebut sebenarnya sudah mendapatkan alokasi anggaran dana desa yang cukup.
Terkait angka putus sekolah, ia menyebut perlu dianalisa lebih jauh pada alokasi anggaran untuk desa tersebut.
Setiap tahun, setidaknya ada 45 ribu anak putus sekolah di Jawa Tengah. Wakil Ketua DPRD Jateng minta Pemprov bereaksi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News