Merengkuh Kembali Spiritualitas di Gelaran Ruwat Rawat Borobudur, Penari dari 4 Gunung Akan Dilibatkan

Menurutnya, gerak kehidupan yang didorong oleh spiritualitas, keyakinan, dan kepercayaan, akan mampu menghubungkan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Ia menyebut salah satu contoh berupa mahakarya Candi Borobudur, yang dibangun oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi.
Candi Borobudur terbukti menjadi karya agung, monumen persembahan suci umat manusia kepada Tuhan.
"Inspirasi yang diperoleh melalui 'laku' itu telah mewujudkan dirinya menjadi persembahan yang bernilai pusaka, pustaka dan pujangga bagi peradaban manusia," katanya.
Ia mengemukakan Borobudur diwariskan oleh Dinasti Syailendra yang beragama Buddha dan pada umumnya orang beranggapan Borobudur hanya milik umat Buddha.
Namun, sesungguhnya pesan yang termuat pada Candi Borobudur bernilai universal. Tidak mengherankan jika UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage).
"Sarasehan budaya ini diharapkan dapat terciptanya kebersamaan dalam melestarikan, memanfaatkan dan mengembangkan warisan budaya Borobudur dengan memperhatikan multispiritual Borobudur yang melingkupinya " katanya.
Ia menyampaikan rangkaian hajatan budaya RRB 2022 berdasar nilai edukatif dan atraktif mulai dari sekolah lapangan hingga pergelaran budaya lintas generasi.
Hajatan seni budaya Ruwat Rawat Borobudur (RRB) akan kembali digelar. Riset dan evaluasi hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan terjadi di candi borobudur.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News