Harga Cabai di Semarang, Zulhas Sebut Sudah Turun, Mbak Ita: Masih Tinggi
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan perbedaan harga cabai saat meninjau di pasar tradisional dan modern.
Mbak Ita, sapaan akrabnya, menyebut harga cabai di pasar tradisional lebih tinggi ketimbang swalayan. Kondisi itu dia temukan saat tinjauan di Pasar Jatingaleh, Kota Semarang, Rabu (20/12).
Perbedaan tersebut amat signifikan dengan temuan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat tinjauan di Pasar Bulu Kota Semarang pada Selasa (19/12).
"Iya, waktu Pak Mendag tinjauan di Pasar Bulu harga cabai Rp 45 ribu, tetapi di sini tadi pedagang menyampaikan Rp 100 ribu. Terus kami menyampaikan secara persuasif, teryata turun jadi Rp 80 ribu," kata Mbak Ita kepada pewarta.
Wali Kota Semarang perempuan pertama ini menyebut edukasi penting dilakukan untuk mengendalikan harga. Terlebih sudah akan memasuki Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).
"Memang harus diedukasi dan kemudian harus dicari permasalahannya, tetapi kenapa di sini masih tinggi, kemudian kalau bicara di swalayan itu harga malah cenderung turun," ujarnya.
Menurutnya, hal ini dikarenakan harga beli dari pedagang masih tinggi. Saat ini pihaknya masih menelusuri persoalan perbedaan harga tersebut.
"Ini yang kita perlukan dan memang mungkin saja para penjual kulakan masih tinggi, sehingga jualnya juga harus tinggi. Mungkin kalau di Pasar Bulu sudah habis, kemudian kulakan (lagi, red) sudah turun," ujarnya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan perbedaan harga cabai saat meninjau di pasar tradisional dan modern.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News