Pakar Gizi Udinus Semarang: Masyarakat Punya Peran Penting Mengatasi Stunting di Indonesia
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Salah satu kondisi kesehatan serius yang sering dialami anak-anak di Indonesia adalah masalah stunting. Di mana anak-anak kekurangan mendapatkan asupan gizi yang cukup dalam waktu lama.
Kondisi anak yang mengalami stunting tampak dari tinggi dan berat badannya yang lebih rendah dibandingkan anak seusianya.
Pasalnya anak kekurangan gizi, serta kesehatan dan gizi ibunya buruk, sakit, atau tidak mendapatkan makanan dan perawatan yang tepat di awal tumbuh kembangnya.
Selain itu, ruang keluarga yang kurang baik hingga lingkungan terlebih pada sanitasi yang tak bersih juga mampu menjadi faktor penyebab stunting.
"Penyakit tersebut menyebabkan anak tidak dapat mencapai potensi fisik dan kognitif sesuai usianya. Mereka kekurangan vitamin dan mineral yang penting untuk menjalankan fungsi tubuh," kata pakar gizi dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang Vilda Ana Veria Setyawati kepada JPNN.com, Jumat (26/1).
Dia mengatakan kondisi ini telah menjadi perhatian bagi pemerintah Indonesia maupun dunia. Pemerintah Indonesia pada 2024 telah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen. Pada 2019, berdasarkan riset kesehatan dasar, stunting di Indonesia mencapai 27,6 persen dan di 2023 turun menjadi 21,6 persen.
"Tak hanya dari segi pemerintah saja, peran serta masyarakat dalam menurunkan stunting menjadi hal yang saling berkaitan erat satu dengan lainnya," ungkapnya.
Peran Masyarakat Mengatasi Stunting
Memperingati Hari Gizi dan Kesehatan Nasional, pakar gizi Udinus Semarang Vera Vilda bicara soal peran masyarakat dalam menurunkan stunting di Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News