Revitalisasi Pecinan Semarang Diminta Tetap Lestarikan Nilai Budaya
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang Yudi Wibowo mengatakan revitalisasi yang dilakukan tahun ini tersebut belum bisa menjangkau keseluruhan kawasan Pecinan.
"Revitalisasi belum bisa dilakukan secara menyeluruh. Langkah awal difokuskan pada peningkatan jalan-jalan dan saluran kecil di Kawasan Pecinan," ujarnya.
Kawasan Pecinan Kota Semarang dihias lampion jelang Tahun Baru Imlek 2024. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.
Anggaran yang dikucurkan pada tahap awal revitalisasi sebesar Rp 10,5 miliar. Yudi menyebut peningkatan jalan-jalan besar merupakan kewenangan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.
"Jalan lingkungan yang kecil-kecil itu yang direvitalisasi, (termasuk, red) di saluran sama penataan jalannya. Jalan yang besar nanti dilakukan DPU," kata Yudi.
Rencana revitalisasi Kawasan Pecinan tersebut direspons positif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang. Salah satu legislator Anang Budi Utomo menyatakan dalam rencana induk pembangunan kepariwisataan kota (Riparkot) Semarang Kawasan Pecinan sudah dimasukkan sejak 2005.
"Saya pikir program yang bagus. Revitalisasi tersebut untuk pengembangan pariwisata Kota Semarang. Memang saat ini sudah mau terealisasi," kata Anang.
Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu menyatakan dukungan proses revitalisasi yang akan dimulai tahun ini. Destinasi Kota Lama Semarang tidak hanya berfokus pada satu titik saja seperti Kawasan Little Netherland.
Pemkot Semarang akan segera merevitalisasi kawasan Pecinan. Sejumlah pemerhati sejarah meminta untuk tak menghilangkan nilai budaya dalam revitalisasi tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News