Film Dokumenter 'Pilihan': Cerita Perempuan Pekerja Migran Indonesia & Jebakan Terorisme

Minggu, 25 Februari 2024 – 19:14 WIB
Film Dokumenter 'Pilihan': Cerita Perempuan Pekerja Migran Indonesia & Jebakan Terorisme - JPNN.com Jateng
Ratusan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Singapura menonton dan berdiskusi film bertajuk Pilihan karya Ruangmigran di KBRI Singapura, Minggu (25/2) siang. FOTO: Ruangmigran.

Berangkat dengan batin yang gundah, Lis menemukan hal baru di media sosial YouTube dan Facebook. Dia bercerita, sering melihat postingan-postingan kehancuran akibat konflik di mana korbannya juga anak-anak hingga gabung ke grup Facebook dengan nama Al Fatih.

Belakangan diketahui membernya berisi simpatisan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Di grup itu ada seseorang bernama Arif yang intens berkomunikasi dengannya. Dorongan ingin ikut menyelamatkan anak-anak korban konflik agar nantinya bisa masuk Surga setelah meninggal dunia, membuatnya terpesona dengan Arif.

Sebab, Arif selalu menawarkan dan bercerita tentang bahan peledak dan senjata. Dia makin terpesona dengan Arif, hingga nantinya berniat pulang ke Indonesia dan akan membangun rumah tangga barunya dengan pujaan hati yang dikenalnya di media sosial itu. Lis mentransfer puluhan juta rupiah ke Arif.

Ternyata semua rencananya gagal. Arif ditangkap Densus 88 Antiteror di Kalimantan Barat sebab bergabung ISIS di media sosial, dan merencanakan aksi teror. Pada 2020, tak lama setelah pulang ke Indonesia, Lis juga ikut diciduk Densus 88.

Menjalani hukuman pidana 3 tahun penjara. Sempat ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Lis akhirnya bebas dari LPP Semarang. Dia menemukan pertobatan di sana, bertekad untuk memperbaiki masa lalunya dan hidup tenang di Kabupaten Kendal.

Data Kementerian Luar Negeri Indonesia, ada 430 WNI yang dideportasi dari Turki karena akan bergabung kelompok radikal teror di Suriah antara 2015 – 2017. Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) mencatat pada periode yang sama, sekira 43 WNI di Hong Kong terpapar paham radikal teror.

Babak selanjutnya bercerita tentang PMI asal Malang, Jawa Timur. Dia sudah purna jadi PMI di Singapura. Namanya Masyitoh, sapaannya Mosquito. Keberangkatannya ke luar negeri karena awalnya sang ibu yang akan berangkat. Tekad kuat mengubah nasib membuatnya semangat bekerja di sana.

Tak hanya cari uang, Mosquito juga melanjutkan pendidikan Paket C dan mengambil diploma. Dia mengikuti berbagai kursus, belajar bahasa Inggris, hingga belajar berjualan melalui media sosial. Semua yang dijalani mengubah nasibnya.

Film dokumenter berjudul 'Pilihan' diputar di KBRI Singapura, menceritakan perempuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan jebakan terorisme.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News