Menggalang Bantuan, Korban Orderan Fiktif Takjil Masjid Sheikh Zayed Solo: Kami Bingung, Tertekan
jateng.jpnn.com, SOLO - Korban kasus orderan fiktif takjil Masjid Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, menggalang bantuan melalui surat terbuka yang mereka buat.
Supodo, salah satu korban yang juga pemilik usaha Katering Aldila di Kabupaten Sukoharjo, mengatakan surat terbuka tersebut dibuat karena hingga saat ini belum ada kejelasan soal permasalahan tersebut.
"Kami bingung, sedih, tertekan, menderita, dan dengan kasus ini kami tidak tahu harus mengadu kepada siapa lagi. Segala upaya telah kami tempuh, sampai saat ini belum ada titik terang yang menghasilkan," katanya, Kamis (9/5).
Dia berharap melalui surat terbuka itu bisa menarik kedermawanan dari pihak-pihak yang merasa prihatin atas kondisi mereka.
"Setiap hari kami tidak henti ditagih utang oleh bank, tetangga, dan toko kelontong. Kami tidak bisa bayar utang karena kami jadi korban penipuan," katanya.
Sementara itu, kasus bermula saat tersangka E yang juga merupakan menantu Supodo memesan paket takjil dan makan besar senilai Rp 40.000 untuk acara buka bersama selama sebulan penuh di Masjid Sheikh Zayed.
Selain Supodo, E juga memesan paket serupa dalam jumlah banyak kepada pemilik Katering Vio, Slamet Widodo. Keduanya dijanjikan akan dibayarkan bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri.
Meski demikian, hingga tiba hari yang dijanjikan keduanya tidak mendapatkan hak mereka.
Korban kasus orderan fiktif takjil Masjid Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, menggalang bantuan melalui surat terbuka yang mereka buat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News