Ketika Candi Arjuna Dieng Diselimuti Embun Beku, Minggu Pagi Capai Minus 1 Derajat
Lebih lanjut, dia mengatakan berdasarkan prakiraan BMKG, fenomena embun beku akan sering muncul di Dieng saat puncak musim kemarau seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurut dia, masyarakat setempat dengan mengandalkan kearifan lokal sering kali bisa memprediksi kemunculan embun beku yang ditandai dengan cuaca pada siang hari terlihat cerah tanpa adanya mendung atau hujan dan sore harinya mulai terjadi penurunan suhu udara.
"Suhu udara kemarin sore terasa dingin sekali dan salah seorang warga mengatakan 'besok sepertinya tebal Bu Uut (sapaan akrab Sri Utami)'," katanya.
Uut mengharapkan kondisi cuaca di Dieng tetap cerah tanpa adanya hujan dan embun beku masih berpotensi muncul hingga pelaksanaan Dieng Culture Festival (DCF) XIV pada 23-25 Agustus 2024, sehingga dapat menjadi daya tarik tambahan bagi pengunjung DCF.
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang warga Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Alif Faozi mengakui suhu udara pada Minggu (17/4) pagi terasa sangat dingin.
"Bahkan tadi saat mau shalat Subuh, saya pakai water heather untuk berwudu, tetapi airnya enggak terasa hangat, mungkin karena saking dinginnya. Namun saya enggak sempat cek berapa suhu udaranya," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa Desa Dieng Kulon itu.
Diamengakui fenomena embun beku tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang menginap di Dieng.
"Kebetulan sekarang 'kan sedang masa liburan, banyak wisatawan yang datang ke Dieng dan sebagian di antaranya menginap. Tadi pagi mereka terlihat menikmati fenomena embun beku ini," katanya. (antara/jpnn)
Kompleks Candi Arjuna Dieng diselimuti embun beku (embun es) atau yang dikenal dengan embun upas dalam tiga hari terakhir.
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News