Diajak Mogok Produksi, Perajin Tahu & Tempe di Sukoharjo: Cicilan Masih Banyak
jateng.jpnn.com, SUKOHARJO - Ajakan mogok produksi tersiar kepada 20 perajin tahu dan tempe di Kartasura, Sukoharjo melalui pesan WhatsApp.
Pesan tersebut diterima oleh para produsen setelah harga kedelai impor melambung menjadi Rp 11 ribu per kilogram.
Meskipun demikian, para perajin tahu dan tempe di Kartasura memutuskan untuk tidak ikut mogok produksi.
Eko Purwanto, salah satu produsen tahu di Dusun Kranggan Etan, RT 03 RW 03, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, membenarkan adanya pesan ajakan tersebut dikarenakan ia juga menerima pesan serupa.
"Kami tidak ikut karena masih ketergantungan kedelai impor. Kalau demo dan mogok produksi percuma saja. Cicilan masih banyak," kata dia saat diwawancarai wartawan.
Menurut Eko, kenaikan kedelai pada awal 2022 merupakan harga tertinggi, yang pernah ia alami. Produsen tahu dan tempe harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk keperluan produksi.
"Kami mohon kepada pemerintah agar harga kedelai normal lagi. Jangan malah naik terus," ujarnya.
Terpisah, Ketua paguyuban Komunitas Usaha Bersama (KUB) Tahu Kartasura Puryono menyebut para perajin tahu-tempe Kartasura belum menghiraukan ajakan mogok produksi.
Pesan ajakan mogok produksi diterima perajin tahu dan tempe di Sukoharjo. Jawaban mereka mengejutkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News