Gas Air Mata, Massa Berhamburan, Demo 'Peringatan Darurat' di Semarang Terpaksa Bubar
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Semarang berkumpul di Undip, Jalan Imam Bardjo, Pleburan, pada Kamis (22/8) sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Massa yang terdiri dari berbagai kampus di Semarang, seperti Undip, Unnes, Unisula, UIN Walisongo, Untag, serta kampus lainnya itu menggelar aksi untuk menolak pengesahan Revisi UU Pilkada oleh DPR RI yang sejatinya dilaksanakan hari ini.
Kemudian, sekitar pukul 11.00 WIB, massa mulai bergerak ke Kantor DPRD Jawa Tengah bersebelahan dengan Kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang yang hanya berjarak sekitar kurang lebih 500 meter.
Baca Juga:
Sambil menyanyikan lagu Buruh Tani, massa membawa berbagai spanduk dan poster perlawanan terhadap pemerintah, terutama sindirian kepada Presiden Jokowi dan keluarganya.
"Jokowi picek, Jokowi picek (Jokowi buta, Jokowi buta)" teriak massa sambil long march ke Gedung DPRD.
Di gerbang utama Gedung DPRD, massa sudah ditunggu oleh ratusan petugas kepolisan lengkap dengan kendaraan taktis Brimob Polri. Massa pun tiba sekitar pukul 11.45 WIB. Orasi dilakukan oleh masing-masing perwakilan kampus.
"Kami menuntut pemakzulan Jokowi karena telah memelihara dinasti politik," teriak salah satu orator aksi diiringi teriakan 'lawan' oleh massa.
Setelah hampir satu jam aksi damai di depan Gedung DPRD, massa pun mulai berpindah ke gerbang samping. Sempat ada ketegangan sedikit saat massa tiba-tiba melempar botol plastik ke dalam halaman gedung yang dijaga oleh polisi.
Massa aksi mahasiswa 'Peringatan Darurat' di Kota Semarang membubarkan diri setelah ditembaki gas air mata oleh polisi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News