Gas Air Mata, Massa Berhamburan, Demo 'Peringatan Darurat' di Semarang Terpaksa Bubar
Massa kembali berorasi setelah sampai di gerbang samping Gedung DPRD. Mereka menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser dari jabatannya.
"Lawan, lawan, lawan Jokowi, lawan Jokowi sekarang juga," kata satu di antara orator dari mobil komando massa.
Orator lain mengungkapkan bahwa Indonesia harus bebas dari alat politik Jokowi. Mereka juga menyinggung tentang Raja Jawa yang disebutkan Ketum Golkar baru Bahlil Lahadalia saat Munas Golkar beberapa waktu lalu.
"Turunkan Jokowi, turunkan Jokowi. Hancurkan rezim otoriter, hancurkan Raja Jawa," katanya.
Massa sebenarnya kondusif. Namun, setelah hampir satu jam, keadaan sudah tak terkendala ketika massa berhasil merobohkan gerbang samping gedung wakil rakyat tersebut.
Ketegangan antara mahasiswa dan aparat kepolisian tak terelakkan. Mahasiswa terus memukul mundur pasukan pengendali massa.
Pasukan dari kepolisian terus bertambah di halaman DPRD Provinsi Jateng dan Kantor Gubernur Jateng untuk menghalau mahasiswa yang ingin masuk. Tampak pula salah satu mahasiswa dibawa oleh polisi masuk ke dalam gedung sehingga membuat massa yang diluar makin panas.
Suasana bertambah tak karuan setelah polisi mengerahkan mobil water canon di depan massa, menembakkan gas air mata. Polisi pun terus menyemprotkan water canon.
Massa aksi mahasiswa 'Peringatan Darurat' di Kota Semarang membubarkan diri setelah ditembaki gas air mata oleh polisi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News