Daya Beli Masyarakat Merosot, Pengamat Udinus: Pemerintah Segera Ambil Langkah Konkret
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Indikasi penurunan daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah makin mencolok terlihat dari beberapa fenomena yang terjadi belakangan ini.
Pengamat sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang Nanda Adhi Purusa menyoroti tren negatif tersebut dan mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret.
Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah istilah ‘mantap’ atau makan tabungan, yang menggambarkan menyusutnya tingkat tabungan masyarakat.
Saat ini, banyak orang mulai mengurangi porsi tabungan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Ini menunjukkan adanya tekanan yang signifikan pada kemampuan konsumsi rumah tangga,” ungkap Nanda kepada JPNN.com, Senin (14/10).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan penurunan proporsi kelas menengah yang cukup mencolok. Data menunjukkan bahwa proporsi kelas menengah pada 2019 mencapai 21,45 persen, tetapi pada 2024, angka tersebut turun menjadi 17,13 persen.
Sementara itu, jumlah penduduk yang rentan miskin justru meningkat dari 20,56 persen pada 2019 menjadi 24,23 persen tahun ini.
“Kondisi ini perlu diantisipasi dengan segera, karena jika tidak, dampaknya dapat makin merugikan perekonomian secara keseluruhan,” tegas Nanda.
Selain itu, perkembangan indeks harga konsumen yang mencerminkan adanya deflasi bulanan dalam enam bulan terakhir juga menjadi sorotan.
Indikasi penurunan daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah makin mencolok terlihat dari beberapa fenomena yang terjadi belakangan ini
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News