Beda Data Kemenkes & Pemkot Semarang Soal Kasus Stunting, Respons Hendi Mengejutkan

Selasa, 01 Maret 2022 – 19:15 WIB
Beda Data Kemenkes & Pemkot Semarang Soal Kasus Stunting, Respons Hendi Mengejutkan - JPNN.com Jateng
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

"Alhamdulillah, pasca-tiga bulan mengalami peningkatan baik tinggi dan berat badan," ujarnya.

Hendi menuturkan, perkembangan baik itu tidak terlepas dari kendali dan pemantauan rutin. 97 anak itu diberikan asupan gizi dan pemberian makanan tambahan atau PMT serta susu juga vitamin dari Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Pembuktian tersebut akan diadopsi untuk penanganan stunting selanjutnya, termasuk dalam proses penganggaran di 2022.

Ia tidak memperdulikan ucapan-ucapan terkait angka stunting di Kota Semarang yang begitu tinggi. Dengan tegas, Hendi bilang akan menuntaskan kasus tersebut.

"Saya rasa itu yang akan saya lakukan, tidak peduli dengan orang berkata apa. Yang penting angka tersebut akan tuntas," tegasnya.

Penyebab terjadinya stunting di Kota Semarang sebagian besar karena faktor ekonomi, dan faktor kurang pahamnya orang tua tentang gizi untuk anak.

Dari sosialisasi BKKBN, ia berharap angka stunting semakin dapat ditekan sehingga mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul.

"Diharapkan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dan lainnya bisa meningkat," paparnya. (mcr5/jpnn)

Wali Kota Hendi menyebut sebanyak 1.367 dari 44 ribu anak teridentifikasi stunting di wilayahnya. Angka itu sangat jauh dengan data yang ada di Kemenkes.

Redaktur : Sigit Aulia Firdaus
Reporter : Wisnu Indra Kusuma

Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News