Beda Data Kemenkes & Pemkot Semarang Soal Kasus Stunting, Respons Hendi Mengejutkan
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang memastikan angka penurunan stunting dapat mencapai target organisasi kesehatan dunia (WHO) di bawah 20 persen pada tahun depan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut sebanyak 1.367 dari 44 ribu anak teridentifikasi stunting. Jumlah tersebut menunjukkan prevalensi balita yang terkonfirmasi stunting sebanyak 3,1 persen.
Namun, dibandingkan dengan data studi status gizi Kementerian Kesehatan sebanyak 21,3 persen anak stunting terdapat di Kota Semarang.
Hendi sapaan akrabnya optimistis angka tersebut akan turun. Ia akan membuktikan presentase tidak lagi ada di Kota Semarang di tahun depan.
"Kalau angka di Kota Semarang sangat menakutkan, tetapi mudah-mudahan di tahun depan dapat turun drastis," tutur Hendi usai mengikuti serangkaian sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) di PO Hotel Semarang, Selasa (1/3).
Hendi mengklaim telah melakukan aksi-aksi menekan stunting. Ia menyebut pada akhir tahun lalu, pihaknya menggandeng BKKBN menangani kasus stunting di wilayah pesisir.
Sebuah upaya tersebut telah dijadikan pilot project penanganan kasus stunting.
Menurut Hendi, perkembangan baik terhadap 97 anak di Kelurahan Tanjung Emas menunjukkan hasil menggembirakan dalam waktu tiga bulan.
Wali Kota Hendi menyebut sebanyak 1.367 dari 44 ribu anak teridentifikasi stunting di wilayahnya. Angka itu sangat jauh dengan data yang ada di Kemenkes.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News