Abrasi Makin Parah, Petani Tambak Demak Butuh Alat Berat untuk Tinggikan Tanggul
jateng.jpnn.com, DEMAK - Abrasi dan banjir rob yang melanda wilayah pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah makin hari makin parah. Kondisi tersebut mempengaruhi pendapatan masyarakat yang menggantungkan penghidupannya di lahan tambak area pesisir.
Lebih-lebih lagi, dampak abrasi dan rob seakan tak menjadi perhatian pemerintah. Terutama terkait upaya meninggikan tanggul lahan tambak masyarakat.
Alhasil, dalam kurun litahun belakangan ini, masyarakat terutama di desa Purworejo dan Morodemak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, nyaris tak berpenghasilan.
“Dulu, sebelum kondisi parah begini, warga di sini hampir bisa dipastikan panen 3 kali dalam satu tahun, tetapi sekarang, jangankan 3 kali, bisa panen sekali saja sudah bagus,” ungkap Kharirotun, warga setempat, Senin (30/12/2024) saat acara serap aspirasi yang digelar Hindun Anisah, anggota DPR RI di Demak.
Situasi semacam itu, lanjutnya, membuat para petani tambak setempat tengah mengalami kesulitan hidup. Bahkan, kata dia, untuk menyambung hidup, para petani menjual dan menggadaikan barang yang dimiliki.
“Sekarang ini, ada istilah piring terbang. Artinya barang-barang warga ya dijual atau digadaikan. Bahkan, barang jenis kain maupun sarung juga tak luput digadaikan juga karena memang sudah tidak ada yang diharapkan dari hasil tambak,” ujarnya.
Kepala Desa Purworejo Rifqi menyatakan bahwa kondisi abrasi dan banjir rob di wilayahnya butuh perhatian serius.
“Bagaimana lagi, tambak saat ini sudah hampir 800-an hektare tak bisa difungsikan. Warga jelas kehidupannya susah, “ ujarnya.
Rifqi berharap, pemerintah segera bertindak untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya, kata dia, dengan membantu meninggikan tanggul tambak agar bisa digarap lagi oleh warganya.
Abrasi dan banjir rob yang melanda wilayah pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah makin hari makin parah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News