Dua Dekade Kolektif Hysteria: Seni, Kolektivisme, dan Perjuangan Bertahan

Rumah Banjarsari di Surakarta menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan Bandeng Keliling. Sebagai ruang publik dan seni yang aktif dalam mendukung ekosistem kreatif, Rumah Banjarsari menjadi mitra ideal bagi Hysteria dalam menyebarkan semangat kolektivisme.
Acara di Rumah Banjarsari dipandu oleh Zen Zularnaen selaku Presiden Rumah Banjarsari, dan menghadirkan Panji Satrio Binangun, seorang periset budaya populer dan pegiat komunitas, sebagai pembicara. Diskusi ini mengupas lebih dalam tentang strategi bertahan komunitas seni di tengah perubahan zaman dan bagaimana kolektif seperti Hysteria bisa terus berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Kolektif Hysteria menyadari bahwa ketergantungan terhadap dana dari pemerintah atau donor bukanlah strategi jangka panjang yang bisa diandalkan. Oleh karena itu, mereka mulai mencari cara untuk membangun keberlanjutan melalui berbagai metode.
Salah satu strategi yang tengah dikembangkan adalah menciptakan model ekonomi kreatif berbasis komunitas, di mana produk seni dan budaya yang mereka hasilkan dapat menjadi sumber pendapatan bagi kolektif. Dengan pendekatan ini, mereka berharap dapat tetap mandiri meskipun suatu saat dana eksternal tidak lagi tersedia.
Selain itu, Kolektif Hysteria juga aktif mengembangkan jaringan dengan komunitas seni di berbagai daerah, baik dalam skala nasional maupun internasional. Dengan berkolaborasi lintas batas, mereka ingin menciptakan ekosistem seni yang lebih kuat dan saling mendukung.
"Kami tidak hanya ingin menjadi penerima bantuan, tetapi juga ingin menciptakan sistem yang memungkinkan kami tetap bergerak meskipun tanpa pendanaan besar," ujar Yuswinardi. (JPNN)
Kolektif Hysteria dari Semarang kembali menyebarkan semangat manifesto Tulang Lunak Bandeng Juwana dalam kampanye kolektivisme seni dan budaya di era modern.
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News