Papdi Bakal Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Penanganan Penyakit Dalam
Oleh sebab itu, kata dia, dengan adanya ilmu baru big data dan artificial intelligence dapat membuat internis lebih bisa mengambil peran menekan angka kematian yang tinggi.
"Kami akan fokus membahas artificial intelligence dan big data di setiap kecabangan ilmu penyakit dalam," kata Ketua Pelaksana Kongres Nasional Papdi XVIII Hery Djagat Purnomo.
Tantangan itu menjadi tujuan utama internis membantu pemerintah menekan penyakit yang menyebabkan kematian paling banyak dan menghabiskan biaya paling mahal.
"Kalau tidak ditolong oleh teknologi artificial intelligence, saya kira tidak bisa," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kolegium IPD Papdi Irsan Hasan mengatakan dokter spesialis penyakit dalam sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan Indonesia.
Terlebih dengan desakan Menteri Kesehatan untuk memproduksi lebih banyak internis. Kendati begitu, menurutnya, kebutuhan besar harus didukung dengan akselerasi sumber daya manusia.
"Hambatannya sekarang, sekolah untuk subspesialis banyak yang ditutup karena regulasi. Jangan sampai produksi dikebut, tetapi mutunya tidak bisa diawasi," kata Irsan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut dunia kedokteran dapat memanfaatkan big data, dan artificial intelligence untuk memudahkan pelayanan kesehatan.
PB Papdi dalam kongresnya di Semarang menyatakan akan memanfaatkan kecerdasan untuk penanganan penyakit dalam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News