Papdi Bakal Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Penanganan Penyakit Dalam
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) sedang menghadapi tantangan perkembangan teknologi, dan keilmuan dalam melayani kesehatan masyarakat.
Artificial intelligence (AI) dan big data era menjadi tema utama yang dijadikan pijakan kemajuan para dokter spesialis penyakit dalam atau dikenal dengan internis.
Ketua Umum PB Papdi Sally Aman Nasution menyatakan internis harus bisa mengimplementasikan kecerdasan buatan dalam dunia kedokteran.
"Kami akan menyegarkan dunia kedokteran spesialis penyakit dalam di berbagai keilmuan, tidak hanya Covid-19 ," kata Sally dalam keterangan pers Kongres Nasional Papdi XVIII di Hotel PO Semarang, Jumat (15/7).
Kongres tersebut akan merumuskan produksi internis baru untuk mengikuti transformasi digital yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Kerja sama dengan JKN atau BPJS juga menjadi poin, agar layanan yang diberikan dari dasar hingga lanjut bisa sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Jumlah nternis di Indonesia lebih dari 5 ribu dokter. Akan tetapi, angka yang dianggap besar itu belum mampu mencakup rata, terlebih di daerah pedalaman.
"Rasio idealnya itu tiga dokter berbanding dengan 100 ribu penduduk," ujar Sally.
PB Papdi dalam kongresnya di Semarang menyatakan akan memanfaatkan kecerdasan untuk penanganan penyakit dalam.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News