Akademisi Dorong Pemanfaatan EBT di Sektor Pertanian
jateng.jpnn.com, CILACAP - Dosen Politeknik Negeri Cilacap (PNC) Afrizal Abdi Musyafiq mendorong keberadaan energi baru terbarukan (EBT) untuk pengembangan sektor pertanian.
"Keuntungan negara kita, sinar matahari itu tahunan, bagus sekali, sehingga pengembangan EBT panel surya sangat cocok. EBT panel surya itu Indonesia banget," katanya, Kamis (11/8).
Menurut dia, pengembangan EBT panel surya dapat mendukung kinerja sektor pertanian, salah satunya melalui teknologi Solar Home System (SHS) rancangan Tim PNC seperti yang diterapkan di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.
Dia mengatakan teknologi SHS dapat menjadi solusi buat para petani sawah tadah hujan dalam memenuhi kebutuhan air, menggantikan mesin pompa berbahan bakar minyak.
"Teknologi SHS itu mengombinasikan pompa air tanah dengan panel surya. Pompa tersebut digunakan untuk menyedot air dari sumur bor yang memiliki kedalaman 20-30 meter," tuturnya.
Dengan menggunakan teknologi SHS, kata dia, petani bisa menekan biaya produksi karena tidak perlu membeli BBM dan risiko terjadinya pencemaran lingkungan pun bisa dihindarkan.
"Bisa diterapkan di sawah tadah hujan yang jauh dari irigasi teknis, daerah yang tidak terjangkau aliran listrik konvensional, juga daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar)," kata dosen pengampu mata kuliah Energi Terbarukan serta Sistem Pembangkit Listrik itu.
Lebih lanjut, Afrizal mengatakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemanfaatan EBT ditargetkan mencapai angka 23 persen pada 2025.
Akademisi PNC mendorong pemanfatan EBT untuk pegembangan sektor pertanian. Begini caranya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News