Teater Terjal Menyingkap Kisah Rahmi, Sang Intelijen yang Disiksa Belanda
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Teater Terjal mengawali debutnya awal 2023 dengan pentas keliling di lima kota. Kota Semarang menjadi tempat pemungkas yang bertepatan hari penuh cinta.
Pertunjukan dengan lakon "Pecah Kulit Penjara Bawah Tanah" karya Gati Andoko ini akan digelar di Taman Indonesia Kaya pada Selasa (14/2).
Sebelumnya, dengan naskah yang sama, pertunjukan tersebut dilaksanakan di Tuban, Salatiga, Yogyakarta, dan Purwokerto yang mendapat sambutan hangat dari para pencinta teater.
Lakon Pecah Kulit Penjara Bawah Tanah ini menceritakan peristiwa di masa revolusi fisik, tentang Rahmi yang menjalankan tugasnya sebagai seorang intelijen.
"Surat dengan bahasa sandi dia antarkan ke Desa Kelor Turi, Rumah Sandi Nanggulan, dan Kali Salak Salaman dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan dia dijebak dan ditangkap," kata sang sutradara Muhammad Lutfi kepada JPNN.com.
Dalam perjalanan itu, penyiksaan menimpa Rahmi. Dia dipaksa untuk menyaksikan 'Hukum Pecah Kulit', seperti yang pernah terjadi pada Pieter Erberveld, keturunan Indo Jerman-Siam, yang menjadi salah satu korban dari hukum pecah kulit.
"Tangan dan kaki diikat dengan empat ekor kuda, lalu dibiarkanlah kuda itu berlari tanpa arah sehingga kedua tangan dan kaki Pieter putus, menyisakan darah di tanah, pada 1700-an," katanya.
Lutfi menyebut, kisah yang mengangkat unsur patriotisme seorang Rahmi tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitarnya. Bahkan kematiannya tidak mendapat penghargaan oleh siapa pun.
Teater Terjal Yogyakarta akan pentas di Semarang dengan membawakan lakon Pecah Kulit Penjara Bawah Tanah, pada Selasa (14/2).
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News