Penjelasan BMKG Soal Cuaca Panas Menyengat di Kota Semarang, Oh Ternyata
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Belakangan ini, tepatnya sehari sebelum memasuki bulan suci Ramadan 1444 H terasa udara panas menyengat. Kondisi itu dirasakan sebagian warga Kota Semarang, Jawa Tengah.
Seperti halnya Doni Kumoro, warga Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Dirinya merasakan perbedaan suhu yang signifikan.
Betapa tidak, tempat tinggalnya berada di puncak Bukit Gombel yang rimbun nan sejuk. Angin cenderung sepoi-sepoi dan menjelang malam kabut biasa turun.
Namun, kondisi itu tak ditemuinya selama dua hari terakhir ini. Dia amat merasakan gerah, baik di dalam ruangan maupun di halaman. Tak jarang pria tambun ini terpaksa telanjang dada.
"Panas sekali dua hari ini. Semalam itu puncaknya sampai waktu sahur masih saja gerah," kata Doni ketika berbicang bersama JPNN.com, Kamis (23/3).
Senada dengan Doni, Muhammad Jayadi warga lainnya pun merasakan panas badan. Sejak kemarin hingga sekarang, menurutnya tak terasa adanya hembusan angin.
"Kipas angin di rumah saya nyalakan nonstop. Keringat bercucuran terus," ujar Jayadi, yang tinggal di Kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati tersebut.
Menurutnya, udara panas dan menyebabkan rasa gerah merupakan fenomena menjelang musim kemarau. Dia menduga, sekarang ini adalah waktunya pancaroba.
Begini penjelasan BMKG soal cuaca panas yang melanda Kota Semarang akhir-akhir ini, oh ternyata.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News